SEJARAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN
Jam menunjukkan pukul 11 siang ketika Kami sampai di Lubang Jepang kawasan Bukit Lampu Kota Padang. Sejauh mata memandang, hamparan laut biru disertai dengan kapal-kapal yang terparkir di tengah laut. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Tiba di Lubang Jepang, hanya tersisa bunker tua dan meriam tua yang kondisinya cukup memprihatinkan. Banyak coretan-coretan di dinding bunker yang membuat nilai sejarahnya menjadi berkurang. Serta baut-baut penyangga meriam yang sudah tidak ada lagi. Hanya onggokan kayu yang menjadi penyangga meriam agar tidak rubuh. Menurut sejarah, sesampainya di Padang balatentara Jepang membangun banyak sekali tempat
persembunyian di bawah tanah (bunker) di sekitar Kuranji,
Padang Besi, Indarung, dan Gunung Padang. Yang terbesar di Bukittinggi.
Jepang membuat tempat persembunyian di bawah tanah yang biasa disebut
“Lobang Jepang” di sekitar Ngarai Sianok, Bukittinggi. Banyak sekali
penduduk lokal yang tewas menggenaskan waktu kerja paksa membuat lobang
dan terowongan ini.
Bunker Jepang di kawasan Bukit Lampu
Tidak jauh dari bunker, terdapat Mercusuar dan Lubang Jepang. Zulkarnain (41) salah satu
petugas Navigasi Mercusuar menjelaskan bahwa mercusuar ini telah ada sejak
zaman penjajahan Belanda yang digunakan untuk memantau sistem navigasi
kapal. Setelah Belanda pergi dari Kota Padang, mereka meninggalkan Mercusuar ini
berserta satu rumah. Kemudian masuklah penjajah baru dari negara Jepang dan
mengambil alih kawasan ini. Pada
masa penjajahan Jepang tepatnya saat Perang Dunia II. Mercusuar ini selain
untuk mengawasi
kawasan perairan Teluk Bayur juga digunakan
untuk sistem pertahanan dengan membangun benteng dan lubang-lubang pertahan
bagi tentara Jepang. Mecusuar
ini sempat hancur akibat di bom saat perang dengan tentara Inggris. Padalah
menurut peraturan internasional kawasan navigasi seperti ini sama halnya dengan
kawasan dengan tim medis yang berada pada daerah putih atau damai. Namun
dari kelicikan penjajahan Jepang itu, mereka menembak kapal-kapal yang diduga
musuh saat memasuki teluk Bayur sehingga wajar saja jika dihancurkan oleh
tentara Inggris. Saat ini puing-puingnya masih terlihat di depan Mercusuar
baru. Belanda atau Jepang memang sudah
merencanakan untuk menguasai Kota Padang sehingga wajar saja banyak peninggalan
zaman penjajahan. Pada massa
pemerintahan Presiden Soeharto, mercusuar ini dipugar kembali dari Proyek Pelita
Nasional tahun 1974/1975 yang dilaksanakan oleh CV. Ubani Padang dan diresmikan
oleh Dirjen Perla pada tahun 1975.
Beberapa kilometer dari Bukit Lampu, terdapat Benteng Pilboks yang terletak dikawasan Gunung Padang. Gunung Padang berlokasi di
dekat muara, Pantai Padang. Orang-orang sekitar mengenal pula Gunung
Padang sebagai “Bukit Siti Nurbaya”. Benteng Pilboks dibangun Jepang pada kurun 1942-1945 sebagai benteng pertahanan
Jepang ketika menaklukan kota Padang. Benteng ini berbentuk macam-macam,
ada yang persegi empat, poligon, dan berbentuk huruf L. Ada 9 buah
Pilboks yang tersebar di pinggang hingga puncak Gunung Padang. Namun
Pilboks 2 sudah tidak ada lagi karena telah diratakan dengan tanah untuk
jalan penduduk. Pilboks 3 bentuk dasar poligon dengan luas 50 m2. Di dasar benteng ini
terdapat satu buah meriam besar yang moncongnya keluar dari lobang bidik
di sisi Timur benteng. Bidikan meriam dirahkan tepat ke arah laut
pantai Purus, Padang.
Bunker Jepang dan meriam di kaki Gunung Padang
Bunker yang masih utuh di kaki Gunung Padang
Jika bunker tersebut diperbaiki dan dijaga, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak masyarakat yang datang ke sana. Jangan sampai, bangunan yang menjadi saksi bisu pendudukan Belanda dan Jepang, menjadi sia-sia dan hancur di makan usia. Kota Padang yang telah berusia ratusan tahun tidak bisa dipisahkan dari sejarah kotanya sendiri.
Referensi:
- http://wawasanproklamator.com/artikel/47/melihat-mercusuar-berlubang-jepang-di-padang.html
- http://thearoengbinangproject.com/2011/11/bunker-jepang-gunung-padang/
- http://sejarah.kompasiana.com/2012/12/08/benteng-pilboks-saksi-bisu-kegesitan-jepang-515019.html
Tambah video na biar mkin seru
BalasHapusInsya Allah diusahakan.
BalasHapusBaru tau kalo di bukit lampu ada peninggalan sejarah zaman Jepang. Selama ini yang saya ketahui tentang bukit lampu adalah memiliki stigma tersendiri di mata masyarakat.Lain kali jika berkunjung ke Padang,saya ingin singgah di tempat ini. Terima kAsih Atas infonya Bang... :)
BalasHapusSama-sama. Senangnya bisa berbagi info.
Hapusassalamualaikum pak. pernah juga tidak mendengar peninggalan lubang jepang yang ada di gunung pangilun, indarung dan padang besi ?
BalasHapus